“Teknologi dan Kreativitas Kunci Keberhasilan Belajar Daring”
MENUMBUHKEMBANGKAN KREATIFITAS MURID LEWAT BELAJAR ONLINE
Oleh: Maria Meili Wulansari, S.Pd
SD Suster Pontianak
Tahun Ajaran 2020 – 2021 merupakan tahun ajaran “Tatap Muka Online” penuh. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan daring. Pada awal tahun 2021 direncanakan akan ada tatap muka offline terbatas di mana siswa dalam satu kelas hanya diperbolehkan maksimal 20 orang. Dengan demikian murid dalam satu rombel akan dibagi dua, bergantian belajar tatap muka di sekolah.
Persiapan untuk kegiatan tatap muka offline telah dimulai sejak awal tahun ajaran. Persiapan fisik yang dibuat di sekolah antara lain pengaturan tempat duduk diberi jarak antar siswa dan ruang gerak guru di depan kelas juga diberi batas. Selain itu pihak sekolah telah menyediakan tempat cuci tangan pada beberapa titik yang sering dilewati siswa dan tenaga didik.
Hal tersebut batal dilaksanakan karena kasus covid-19 ternyata meningkat di Pontianak, dan Indonesia pada umumnya. Maka pembelajaran tetap dilaksanakan secara daring atau tatap muka online.
Pembelajaran online yang berkepanjangan ini membawa banyak dampak dalam dunia pendidikan. Guru tidak dapat bertatap muka di luar jaringan. Para siswa yang biasanya duduk di bangku sekolah berpindah tempat ke rumah masing-masing. Kenakalan yang terjadi di ruang kelas juga berpindah ke rumah masing-masing.
Memang agak susah untuk mengontrol siswa semuanya dari satu layar laptop. Itupun hanya wajahnya saja yang muncul. Sementara itu, sebagai guru, saya harus membagi konsentrasi dengan apa yang harus disampaikan dalam materi hari itu. Di samping itu, pembelajaran online harus melibatkan orang tua murid dalam pendampingan anaknya yang masih kecil.
Untuk mengatasi hal ini, kadang saya mencoba memperhatikan secara sekilas siswa. Bila ada yang mematikan kamera zoom, maka saya akan memanggil anak tersebut. Terkadang sambil menambahkan “apakah kamu tidur kah?,” kamu kemana, koq ibu cari-cari gak ketemu, sembunyi ya?” Jadi, komunikasi dengan siswa pada saat zoom tidak hanya mengajukan pertanyaan dari pelajaran tetapi sekedar bergurau sehingga mereka tidak merasa tegang ataupun bosan.
Kadang untuk menghilangkan kebosanan mereka, saya juga memberi kesempatan untuk bertanya. “Siapa yang mau bertanya?” Bila tidak ada yang menjawab, saya mengubah pertanyaan “Siapa yang tidak mau bertanya?” Nah, kalau pertanyaan terakhir biasanya hampir semuanya bisa menjawab.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran daring adalah peserta didik yang masih kecil, dan juga pengetahuan orang tuanya tentang aplikasi yang digunakan untuk belajar. Beberapa dari antara orang tua yang belum akrab dengan Classroom ataupun Zoom yang biasa digunakan untuk pembelajaran online. Maka tugas guru juga bertambah, yakni menjadi tutor bagi orang tua murid. Hal ini dibuat agar murid mendapatkan hak belajarnya dengan baik. Di sisi lain, komunikasi antara orang tua murid dengan guru lebih intensif dalam mengatasi permasalahan anak murid.
Oleh karena itu perlu kreatifitas guru dalam menggunakan teknologi yang ada. Guru tidak hanya dituntut sebagai pengguna aplikasi pembelajaran, tetapi juga harus mengerti cara kerja aplikasi tersebut sehingga dapat membantu muridnya dalam belajar online. Seiring berjalannya waktu, kreatifitas lahir dari penggunaan aplikasi pembelajaran online. Guru dituntut untuk menyajikan materi semenarik mungkin agar anak murid yang belajar secara daring mempunyai minat belajar yang besar. Modul pembelajaran terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Materi diberikan melalui Powerpoint tidak hanya disajikan begitu saja tetapi juga diberi warna dan hiasan yang menarik. Cara dan gaya penyampaian materi juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, di mana guru berusaha untuk menarik perhatian murid terhadap materi yang diberikan. Tugas yang diberikan kepada murid tidak hanya memacu segi pengetahuan murid, tetapi kreatifitas mereka dalam membuat tugas tersebut. Tekanan tidak hanya pada hasil kerja murid, tetapi juga melihat bagaimana murid tersebut mempunyai usaha untuk menyelesaikan tugas, kekhasan dia dalam mengerjakannya, disiplin waktu pengerjaannya, dan kemandirian murid dalam berkarya.
Kita tahu teknologi sangat dibutuhkan di kondisi saat ini. Teknologi membantu kita dalam meningkatkan kemampuan mengakses untuk belajar juga kualitas pembelajaran. Kreatif dalam teknologi menjadi solusi untuk masa mendatang bagi para murid, masyarakat dan negara. Pada dasarnya penguasaan teknologi di era ini tidak begitu sulit bagi seorang guru. Ulasan tentang aplikasi dalam pembelajaran umumnya sudah bisa dibaca dalam bahasa Indonesia. Memang perlu latihan dan waktu dalam mengoperasikan aplikasi tertentu, seperti Zoom dan Classroom. Guru harus mempelajari cara mengoperasikannya, setelan yang harus digunakan, dan juga mengecek hasil yang diperoleh siswa.
Kreatifitas sangat diperlukan ditengah pandemi ini. Melalui pendidikan kreatif peserta didik akan lebih memiliki wawasan yang lebih terhadap pemikiran yang dibuat oleh peserta didik. Pada pendidikan kreatif guru kurang berperan penting dalam pembelajaran, akan tetapi guru sangat berperan dalam pengembangan pola pikir peserta didik. Pola pikir ini akan mengarah ke kreatifitas murid. Dengan adanya pendidikan kreatif ini akan memberikan kesenangan belajar terutama saat dirumah. Karena pendidikan kreatif ini menuntut peserta didik untuk mengembangkan hasil karya yang dibuatnya semenarik mungkin dan juga menjadi karya pribadinya yang patut dibanggakannya. Sekali lagi ditekankan bahwa hasil yang sempurna tidak menjadi target kreatifitas murid, tetapi kemampuan dia dalam berkreasilah yang terpenting.
Demikian tulisan ini dibuat sebagai bentuk refleksi atas pembelajaran online yang sudah setahun lebih dijalankan ini. Bagaimanapun juga pembelajaran online memiliki sisi kekurangan juga. Namun hal tersebut harus berjalan demi pendidikan para murid. Bagi murid yang menyadari bahwa pembelajaran online sebetulnya sama dengan pembelajaran offline, biasanya lebih fokus. Kreatifitas guru dalam mengajar online harus menjadi pemicu bagi tumbuhkembangnya kreatifitas pada murid. Dengan demikian, belajar secara online menjadi lebih menarik.