You are currently viewing OGAH MEMBACA?

OGAH MEMBACA?

Oleh : Danel Antonius

OGAH MEMBACA?

Membaca adalah bagian dari pola hidup kita sejak usia dini. Orang tua di rumah bahkan mengajarkan dan menjadikan membaca sebagai kebiasaan untuk kita anak-anaknya dengan memberikan buku-buku dongeng, majalah berkarakter, dan lain sebagainya.

Bicara tentang membaca artinya bicara tentang dunia. Besar kecil dunia yang kita miliki tergantung dari seberapa besar cakupan bacaan kita sendiri. Besar kecil dunia itu juga akan memengaruhi sudut pandang kita akan segala peristiwa yang terjadi di sekitar kita.

Kata bijak yang masyur terdengar sampai saat ini yaitu, “Membaca adalah jendela dunia.” Tidak ada yang tidak pernah mendengar kata bijak tersebut. Selalu dipakai dan diucapkan sebagai kata untuk membangun motivasi khususnya bagi kaum muda dengan tujuan mereka menjadi seorang yang gemar membaca.

Lain halnya di masa lampau, kini membaca dapat kita jangkau dan lakukan dengan sangat mudah. Kemudahan itu didapat dengan terciptanya sebuah perangkat smartphone. Setiap dari kita tentu setidaknya memegang satu buah smartphone. Karenanya, tidak ada kata salah ketika kita menggunakan smartphone tersebut sebagai media untuk mengenal dunia lewat kebiasaan membaca. Bahkan, mungkin kita dapat membuat kata bijak baru dari kebiasaan itu, yaitu “Dunia dalam genggaman.”

Jutaan bahkan miliaran bacaan tersedia dan terbuka untuk kita akses lewat smartphone. Mulai dari bacaan gratisan, hingga bacaan berbayar. “Dunia dalam genggaman” rasanya bukanlah hal yang mustahil untuk diciptakan. Kita ambil contoh dari sebuah peristiwa. Kita dapat mengetahui yang terjadi di benua Eropa. Meskipun terpaut jarak ribuan kilometer, kita tetap dapat mengetahuinya bahkan hanya dalam hitungan menit. Contoh lainnya, kita dapat memberikan bantuan kepada mereka yang terkena bencana alam. Walaupun jarak dan waktu yang terpaut jauh, bantuan kita tetap akan sampai dalam hitungan menit. Bagaimana itu bisa terjadi? Semua tentunya berawal dari bacaan yang kita dapat dari smartphone. Wow ternyata, sekecil itu dunia ini. Hanya di dalam genggaman, kita bisa mengakses semua yang baru saja terjadi bahkan hanya dalam hitungan menit.

Sadar ataupun tidak, membaca kini sudah terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah membaca convensional dan kedua adalah membaca modern. Apa yang membedakan keduanya? Apakah keduanya benar? Atau justru menyalahkan satu dari keduanya? Ternyata, keduanya adalah benar dan baik untuk diterapkan. Justru keduanya dapat saling menggantikan dan dapat dikolaborasikan. Berikut penjelasannya.

Membaca convensional, tentunya kita mengenal buku sebagai media membaca. Perpustakaan yang terdapat di sekolah-sekolah untuk para siswa maupun guru dan peprustakaan kota ataupun daerah untuk masyarakat umum menyediakan jutaan buku sebagai bahan yang siap untuk dibaca. Semua buku itu dengan mudah kita akses dengan mengunjungi langsung perpustakaan-perpustakaan tersebut. Tentunya dengan tagline kegemaran semua kalangan yaitu, “gratis”

Ada pula buku-buku yang dapat kita beli baik langsung di toko buku atau memesan secara online. Toko-toko buku bertebaran di kota bahkan hingga sudut-sudut kota. Etalase mereka memajang banyak buku yang sesuai dengan kebutuhan ataupun kesukaan para calon pembaca. Demikian juga dengan toko buku online yang memajang banyak jenis buku dan siap untuk dibeli calon pembacanya. Dengan kemudahan ini, apakah masih menjadi kendala bagi kita untuk menemukan bacaan? Rasanya tidak sama sekali.

Membaca modern, tentulah tidak asing lagi di pendengaran kita dengan kata, “elektronik” Segala sesuatu kini sudah dipermudah dan praktis dalam bentuk elektronik. Di sinilah smartphone sebagai media untuk membaca di jaman modern ini memainkan perannya. Sebagai pembaca aktif, kita perlu memanfaatkan situasi ini sebaik dan seoptimal mungkin. Siapa yang belum mengenal E-book? Saat ini E-book sudah menguasai pasar internet dalam hal bacaan. Akses yang mudah bahkan gratis menjadi daya tariknya tersendiri. Tak sedikit juga mereka yang berlangganan E-book di situs-situs resmi. Lihatlah bagaimana dunia saat ini dikemas dalam bentuk digital/elektronik. Seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan sangat mudah hanya dalam sebuah genggaman.

Ingin memahami dunia tentu kita harus mengenalnya terlebih dahulu. Untuk itu, kita harus menjadi seorang yang memiliki jiwa gemar membaca baik secara convensional maupun modern. Ingin hidup mudah artinya kita harus selalu membaca. Mengapa membaca menjadi begitu sangat penting? Jawabannya karena mustahil bagi kita yang memiliki cita-cita mulia menjadi seorang dokter, presiden, ataupun ilmuan, tetapi memulai semuanya bukan dari kebiasaan membaca. Terlebih kini akses untuk memperoleh bacaan sangatlah mudah. Rasanya kalimat terakhir ini sangatlah tepat yaitu, tidak ada lagi alasan untuk “Ogah Membaca”

Danel Antonius – Lahir di Pontianak, 07 Desember 1995. Tinggal di Jl. Selat Panjang, Gg. Karya Bakti I No.12. Putra kedua dari 3 bersaudara. Lulusan FKIP Untan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobi seni dan olahraga.

Tinggalkan Balasan